1 Terminologi standar dan arsitektur umum untuk sistem database
diciptakan tahun 1971 oleh DBTG (Data Base Task Group) ditunjukkan oleh CODASYL
(Conference on Data Systems and Languages)
1 DBTG mengenal kebutuhan untuk
pendekatan 2 level dengan
1.
system view è
schema
2.
user views è
subschemas
1 ANSI-SPARC tahun 1975, memperkenalkan kebutuhan terhadap pendekatan
3 level dengan suatu data dictionary.
1 Bentuk suatu arsitektur 3 level
terdiri dari :
1. external level / view
level
2. conceptual level
3.
internal level / physical level
User 1
|
User 2
|
User n
|
|||||||
External
level
|
View 1
|
View 2
|
……
|
View n
|
|||||
Conceptual
level
|
Conceptual
schema
|
||||||||
Internal
level
|
Internal
schema
|
||||||||
Physical data organization
|
Database
|
External
level
|
Pandangan
(view) pemakai terhadap database. Level ini menggambarkan bagian database
yang relevan untuk pemakai tertentu
|
-
External level berisi sejumlah
external view yang berbeda terhadap database.
-
Setiap user mempunyai suatu
pandangan dari ‘real world’ disajikan dalam bentuk yang familiar untuk user
tersebut.
Conceptual
level
|
Komunitas view
dari database. Level ini menggambarkan data apa yang disimpan dalam
suatu database dan hubungan sejumlah data
|
-
Level menengah dalam arsitektur
3 leval adalah conceptual level.
-
Level
ini berisi struktur logikal dari database keseluruhan
-
Conceptual level menyajikan:
a.
semua entity, atribut dan
hubungannya
b.
batasan pada data
c.
informasi semantic tentang data
d.
informasi keamanan dan
integritas
-
Conceptual level mendukung
setiap external view
Internal
level
|
Representasi fisik database pada suatu
komputer. Level ini menggambarkan bagaimana
data disimpan dalam suatu database
|
-
Internal level meliputi
implementasi fisikal dari database untuk mencapai hasil run-time yang optimal
dan utility tempat penyimpanan.
-
Hal ini meliputi stuktur data
dan organisasi file yang digunakan untuk menyimpan data pada media penyimpanan.
-
Internal level dikonsentrasikan
pada:
a.
alokasi tempat penyimpanan
terhadap data dan index
b.
gambaran terhadap penyimpanan
record (ukuran untuk item data yang disimpan)
c.
penempatan record
d.
teknik kompresi data dan
enkripsi data
Schema, Mapping dan Instances
1. Schema
1 Gambaran kesluruhan dari database disebut
dengan database schema
1 Ada 3 jenis schema yang berbeda dalam suatu
database dan masing-masingnya didefinisikan menurut arsitektur 3 level
abstraksi tersebut.
o
Level
tertinggi mempunyai beberapa external schema (juga subschema) yang
berhubungan dengan view terhadap data yang berbeda-beda
o
Pada conceptual level, kita
mempunyai conceptual schema. Pada conceptual schema menggambarkan semua
item data dan hubungan antara item data bersama dengan batasan integritas. Dan
hanya ada satu conceptual schema per database.
o
Level
terendah dari abstraksi, kita mempunyai internal schema. Internal schema merupakan uraian lengkap dari
model internal, yang berisi definisi terhadap record yang disimpan, metoda
terhadap representasi, data field, skema index dan hashing yang digunakan. Dan hanya ada satu internal schema.
2. Mapping
1 DBMS bertanggung jawab untuk memetakan antara
ketiga jenis schema tersebut.
1
Conceptual
schema direlasikan ke internal schema melalui suatu conceptual /internal mapping.
Dalam hal ini memungkinkan DBMS dapat medapatkan record aktual atau kombinasi
record dalam penyimpanan fisik
1 Setiap external schema
direlasikan ke conceptual schema oleh external/conceptual mapping. Dalam
hal ini memungkinkan DBMS untuk memetakan nama dalam pandangan pemakai atas
bagian yang relevan dari conceptual schema.
External
view 1
|
External view 2 |
||||||
NoBP
|
Nama
|
TglLahir
|
Alamat
|
NoBP
|
Nama
|
ProgStudi
|
|
Conceptual level |
NoBP
|
Nama
|
TglLahir
|
Alamat
|
Agama
|
ProgStudi
|
Internal level |
struct MHS {
int
NoBP;
char Nama [25];
struct date Date_of_Birth;
char Alamat [30]
struct MHS *next;
};
index NoBP; index
ProgStudi
|
pointer ke record MHS
berikutnya
mendefinisikan index MHS
|
3. Instance
1 Data dala database pada
beberapa maksud dalam waktu tertentu disebut dengan database instance
Data Independence
1 Tujuan utama dari arsitektur
3 level tersebut adalah untuk menyediakan data independence, dimana level
diatasnya tidak berpengaruh oleh perubahan untuk level dibawahnya.
1 Ada 2 jenis data
independence:
1. Logical data independence
2. Physical data independence
Logical
data independence
|
Logical data
independence menunjuk kepada kekebalan dari external schema untuk
perubahan-perubahan dalam conceptual schema
|
-
Perubahan conceptual schema,
seperti: memungkinkan penambahan atau penghapusan entiti, atribut atau
relationship (hubungan) tanpa harus mengganti external schema atau harus
menulis kembali program aplikasi yang sudah ada.
·
Setiap
himpunan entitas dan relasi dalam E-R Diagram terdapat suatu tabel yang unik
yang ditandai dengan nama yang berkorespondensi dengan himpunan entitas, atau
himpuna relasi
·
Setiap
tabel memiliki sejumlah kolom yang ditandai dengan suatu nama yang unik
E-R Diagram
Representasi dari
suatu himpunan Strong Entity
·
E adalah suatu himpunan strong entity dengan
diskripsi serangkaian attribut a1,
a2, ... an, maka dapat
direpresentasikan dengan suatu tabel yang bernama E dengan n kolom dimana
setiap kolom berkoresponden dengan setiap attribut
·
Suatu
tabel akan berisi cartesian product
dari nilai yang mungkin ada dalam attribut untuk suatu himpuna entitas.
Account-number
|
balance
|
customer-name
|
social-seciruty
|
street
|
customer-city
|
|||||
245
|
1000
|
Oliver
|
458-14-756-14
|
Main
|
Harrison
|
|||||
458
|
2500
|
Harir
|
578-78-789-44
|
North
|
Rye
|
|||||
756
|
30000
|
Mary
|
758-25-468-11
|
Park
|
Harison
|
|||||
256
|
45000
|
Brill
|
354-87-156-78
|
Nassa
|
Princeton
|
|||||
Account Table
|
Customer Table
|
|||||||||
Account-number
|
transcation-number
|
date
|
amount
|
|||||||
245
|
5
|
11 May 1990
|
50
|
|||||||
465
|
11
|
17 June 1990
|
+70
|
|||||||
748
|
103
|
28 December 1990
|
-100
|
|||||||
Transaction table
|
||||||||||
Account-number
|
transcation-number
|
date
|
amount
|
245
|
5
|
11 May 1990
|
50
|
465
|
11
|
17 June 1990
|
+70
|
748
|
103
|
28 December 1990
|
-100
|
Transaction table
|
Representasi dari Weak-Entity
·
A adalah suatu himpunan weak-entity dengan attribut a1, a2, ..., an,
B adalah suatu himpunan strong entity
dimana A tergantung dengannya, dengan primary key b1, b2,
..., bn, maka untuk
meprepresentasikan himpunan entitas A
adalah dengan membentuk tabel dengan kolom-kolom yang berupa himpunan
{a1, a2, .... an)
È {b1, b2, ... , bn}
Representasi dari himpunan Relationship
·
R adalah suatu himpunan relasi yang
melibatkan himpunan entitas yang terdiri E1,
E2, ... E3 , Attribute(R) terdiri dari n attribut,
maka untuk merepresentasikan ini dibentuk suatu tabel dengan nama R dengan n kolom dimana setiap kolom berkorespondensi dengan setiap attribut
Generalisasi
·
Generalisasi digunakan untuk meng....
kesamaan tipe diantara entitas yang lebih rendah tingkatannya dan menyembunykan
perbedaannya.
·
Suatu
yang nyata dibuat dengan suatu pewarisan atau inheritance
·
Terdapat
dua metode yang berbeda untuk pentransformasian suatu E-R diagram yang
menerapkan generalisasi ke dalam bentuk tabular
- Buat suatu tabel untuk himpunan entitas yang memiliki level lebih tinggi, untuk setiap himpunan entitas yang lebih rendah, buat suatu tabel yang memuat suatu kolom untuk setiap attribut-attribut dari entitas tersebut ditambah satu kolom untuk setiap primary key
- Tidak membuat suatu tabel untuk himpunan entitas yang lebih tinggi, melainkan, untuk setiap himpunan entitas yang lebih rendah, buat suatu tabel dengan menyertakan suatu kolom untuk setiap attribut dari entitas tersebut ditambah kolom untuk setiap attribut dari himpunan entitas yang lebih tinggi
Prosedur Inferensi Tekstual
Prosedur
inferensi tekstual ini dimaksudkan untuk menderivasi aturan-aturan dan
konsep-konsep dari wahyu secara sistematis dan memadai. Ada empat langkah yang harus dilewati dalam
prosedur ini, yaitu:
1. Mengindentifikasi teks
(al-Qur’an dan Sunnah) yang relevan dengan persoalan yang sedang dibahas.
Tetapi identifikasi ini tidak semata-mata inventarisasi, tetapi mencakup pula
analisis dan pendalaman linguistik secara tematis.
2. Memahami (menafsirkan)
makna pernyataan teks secara memadai dan relevan baik secara individual (leksikal)
maupun dalam kaitanya dengan yang lain (secara kontekstual).
3. Menjelaskan (ta’lil)
terhadap teks, yaitu mengidentifikasi causa efisien (‘illah) yang
menjadi dasar adanya perintah atau petunjuk dalam teks. Ini bertujuan mengindentifikasi
sifat umum yang dimiliki oleh benda yang berbeda-beda yang menjustifikasi acuan
pengunaan term yang sama sebagai langkah awal menemukan prinsip-prinsip
universal yang mengatur berbagai pernyataan syari’ah.
4. Membangun suatu aturan
dan konsep umum yang diderivasi dari teks. Ini dapat dicapai dengan proses
abstraksi terus-menerus, sehingga aturan/konsep hasil derivasi dari teks itu
dapat dimasukkan ke dalam aturan lain yang
memiliki tingkat abstraksi lebih tinggi.[1]
Secara
sederhana dapat digambarkan dalam ragaan di bawah ini:
Ragaan Prosedur Inferensi Tekstual[2]
Abstraksi Data
Abstraksi data
merupakan tingkatan-tingkatan pengguna dalam memandang bagaimana
sebenarnya
data diolah dalam sebuah sistem database sehingga menyerupai kondisi
yang
sebenarnya dihadapi oleh pengguna sehari-hari. Sebuah DBMS seringkali
menyembunyikan
detail tentang bagaimana sebuah data disimpan dan dipelihara
(diolah) dalam
sebuah sistem database, dengan tujuan untuk memudahkan pengguna
dalam
menggunakan DBMS tersebut. Karena itu seringkali data yang terlihat oleh
pemakai
sebelumnya berbeda dengan yang tersimpan secara fisik.
Ada 3 (tiga) tingkatan
atau level dalam abstraksi data ini :
1. Level Fisik (Physical Level)
Level abstraksi data yang paling rendah, yang menggambarkan bagaimana
(how) data disimpan dalam kondisi sebenarnya. Level ini
sangat kompleks
karena struktur data dijelaskan secara rinci.
2. Level Konseptual (Conceptual Level)
Level ini menggambarkan data apa (what) yang disimpan dalam
database dan
menjelaskan bagaimana hubungan antar datanya secara keseluruhan. Seorang
pengguna dalam level ini dapat mengetahui bahwa data mahasiswa disimpan
pada tabel mahasiswa, tabel krs, tabel transkrip dan lain sebagainya. Level
ini
biasa di pakai oleh
seorang Database Administrator (DBA).
3. Level Pandangan (View Level)
Ini merupakan level yang tertinggi, hanya menggambarkan sebagian saja dari
keseluruhan database sesuai dengan kebutuhan pengguna. Misalnya : Bagian
keuangan hanya membutuhkan data keuangan, jadi yang digambarkan hanya
pandangan terhadap data keuangan saja, begitu juga dengan bagian
akuntansi, hanya membutuhkan data akuntansi saja. Jadi tidak semua
pengguna database membutuhkan seluruh informasi yang terdapat dalam
database tersebut.
Hubungan antara
ketiga level tersebut, dapat digambarkan sebagai berikut :
|
|
|
|
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar